Rabu, 20 April 2011

Laporan Praktikum

OVERHOUL TIMING CHAIN
MATERI
Overhoul atau melepas timing chain fiat 124
Melepas poros nok dan silinder head

TUJUAN
Dari praktek tersebut mahasiswa diharapkan dapat :
Bisa menbongkar dan memasang kembali timing chain dan dan poros nok.
Bisa mengetahui TOP pada poros engkol ataupun poros nok (walaupun tidak ada tanda TOPnya).
Bisa mengukur volume silinder, volume kompresi, dan bisa mencari perbandingan kompresi.

ALAT DAN BAHAN
Engine stand fiat 124
Tools yang diperlukan
Oli (untuk mengukur volume ruang bakar)
Alat ukur (jangka sorong, mikro meter, dial indikator, gelas ukur)

LANDASAN TEORI

Pengertian Motor Bakar
Suatu kendaraan memerlukan adanya tenaga luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi keadaan, jalan, udara, dan sebagainya. Sumber dari luar yang menghasilkan tenaga disebut mesin. Mesin merupakan alat yang merubah sumber tenaga panas menjadi tenaga mekanik. Mesin yang mengubah energi panas dari proses pembakaran bahan bakar di dalam maupun di luar mesin menjadi tenaga mekanik yang digunakan untuk melakukan kerja umumnya disebut motor bakar atau mesin kerja. Motor bakar terbagi menjadi dua yaitu motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) dimana tenaga panas dihasilkan dalam mesin itu sendiri. Sebagai contoh mesin bensin, mesin diesel. Motor pembakaran luar (External Combustion Engine), dimana tenaga panas yang dihasilkan dari luar mesin, akan tetapi masih dalam satu unit mesin. Contohnya mesin uap, mesin turbin dan lain-lain. ( Sumber, PT. Toyota Astra Motor New Step 1, 1996 : 3-1)

Cara Kerja Motor Bensin 4 Langkah
Torak bergerak turun naik di dalam silinder disebut gerakan reciprocating. Titik tertinggi yang dicapai oleh torak disebut titik mati atas (TMA) dan titik terendah disebut titik mati bawah (TMB). Jarak atau penggerak torak dari TMA ke TMB disebut langkah torak (stroke) Bahan bakar dinyalakan oleh sebuah loncatan listrik dan terbakar dengan cepat. Kecepatan pembakaran melalui campuran bahan bakar udara biasanya 10-25 m/detik. Suhu udara naik hingga 2000-2500º C dan tekanan 30-40 kg/cm². Tekanan yang tinggi tersebut menekan torak ke bawah. (sumber : Drs. Daryanto, Teori Perawatan Mesin)

Gerak hisap.
Pada gerak hisap campuran udara bensin ke dalam silinder. Torak dalam gerakan turun dari TMA ke TMB menyebabakan kevakuman di dalam silinder, dengan demikian campuran udara bensin dihisap ke dalam silinder. Selama langkah hisap ini katup hisap terbuka dan katup buang tertutup.
Gerak kompresi.
Pada gerak ini, campuran udara dan bensin yang telah berada di dalam silinder dipampatkan oleh torak yang bergerak ke atas dari TMB ke TMA. Katup hisap dan katup buang tertutup, bila tekanan bertambah besar maka ledakan akan semakin besar, dengan ledakan ini akan mendorong torak ke bawah.
Gerak kerja / usaha.
Dalam gerak ini campuran udara dan bensin yang dihisap akan terbakar oleh api busi, menyebabkan timbul ledakan yang sangat kuat sehingga mampu mendorong torak ke bawah meneruskan tenaga gerak yang nyata. Selama gerak ini katup hisap dan katup buang masih tertutup.
Gerak buang.
Pada gerak ini torak bergerak ke bawah dari TMB ke TMA, mula- mula katup buang terbuka dan gas bekas sisa pembakaran didorong oleh torak keluar, selama gerak ini katup hisap tertutup. Bila torak mencapai TMA, torak akan mulai gerakan hisap kembali, yaitu torak akan bergerak dari TMA ke TMB.

Mekanisme katup
Dari praktek tersebut bahwa mekanisme katupnya adalah Tipe Over Head Valve (OHV) disebut juga sistem katup kepala, jenis ini pemasangan kedua katupnya terdapat pada cylinder head. Sedangkan camshaft ditempatkan pada cylinder block. Pada tipe ini untuk menggerakan katup tersebut, dibutuhkan beberapa alat bantu seperti valve lifter, push rod, rocker arm dan lain-lain. Untuk tipe OHV penghubung antara crankshaft dengan camshaft menggunakan model timing gear maupun timing chain.(Sumber : Suzuki Manual Training 2003)


Poros Nok (Camshaft)
Poros nok mempunyai fungsi untuk mengatur saat pembukaan dan penutupan katup secara periodik.Jumlah nok sama dengan jumlah katup-katupnya. Poros nok dilengkapi dengan sebuh roda gigi yang berfungsi untuk mengerakan distributor dan sabuah nok untuk mengerakkan pompa bensin. Di atas nok ditempatkan valve lifter dan membuat gerakan naik turun menurut bentuk nok (cam). Bentuk nok menentukan gerakan valve lifter. Waktu kerja katup diatur oleh bentuk nok, untuk waktu kerja katup yang singkat bentuk bubungannya lancip, sedangkan waktu kerja katup lama bentuk bubungannya tumpul.

Gambar. Poros Nok (Sumber : STEP 2 Engine Group : 29)
.

Batang Penekan (Push Rod)
Batang penekan (push rod) berbentuk batang yang kecil masing-masing dihubungkan pada pengangkat katup (valve lifter) dan rocker arm pada mesin OHV. Batang katup ini meneruskan gerakan dari pengangkat katup ke rocker arm.(Sumber: New Step 1, 1996 : 3-23)

Gambar. Push Rod (Batang Penekan)
Peranan push rod pada mekanis katup hanya sebagai penghubung antara valve lifter dengan rocker arm. Biarpun bentuknya sangat sederhana push rod sangatlah penting pada mesin OHV. Mesin OHV tanpa push rod, katup tidak akan bisa bekerja.
Apabila push rod tidak bekerja dengan sempurna maka akan berakibat gaya tekan rocker arm terhadap katup berkurang.
Rocker Arm
Bahan rocker arm dibuat dari baja tuang, rocker arm berfungsi untuk menekan katup, sehingga katup membuka. Rocker arm dipasang di atas kepala silinder, bila push rod mengangkat ke atas salah satu ujung rocker arm, ujung yang lain berhubungan dengan katup dan mendorong tangkai katup yang menyebabkan katup terbuka.

Gambar. Rocker Arm
Apabila rocker arm tidak bekerja dengan sempurna akan berakibat suara mesin menjadi kasar dan bisa saja kerja mesin tidak optimal. Selain rocker arm, rocker shaft juga bisa menggangu kerja dari mesin itu sendiri Untuk menangulangi hal tersebut sebaiknya dilakukan penggantian terhadap rocker arm maupun rocker shaft.


LANGKAH KERJA
Langkah menbongkar
Lepas radiator (buang airnya dulu)
TOPkan pada top kompresi 1
Lepas kipas radiator beserta pullynya
Lepas baut/mur pada pully, beserta pullynya
Lepas tutup timing chainnya
Pastikan posisinya sudah TOP 1
Perhatikan tanda-tanda pada tiap gear/chainya, bila tidak ada tandanya beri tanda terlebih dahulu sebelum menbongkar.
Lepas silinder headnya ( sesuai urutan overhoul silinder head pada praktek yang kemarin)
Jika silinder sudah lepas lakukan pengecekan apakah posisi piston 1 benar-benar pada TMA,
Lepas timing chain bersamaan dengan gaernya.
Lepas pengunci poros noknya, kemudian lepas poros noknya (valve lifter harus sudah terlepas)
Analisa komponen-komponen dan cara kerjanya.

Lngkah mengukur volume silinder dan volume kompresi
Ukur diameter silinder (clerennya) dan panjang langkah pistonnya (TMA-TMB) menggunakan jangka sorong
Ukur volume ruang bakar dengan menuangkan oli dengan gelas ukur pada silinder head kemudian ukur berapa oli yang masuk keruang bakar
Jumlah silinder Diameter silinder Panjang langkah(L) Vol.Ruang Bakar
Silinder 1 80,1 mm 71,7 mm 40 ml
Silinder 2 80,2 mm 71,3 mm 39 ml
Silinder 3 80,5 mm 71,6 mm 38 ml
Silinder 4 80,3 mm 71,6 mm 38 ml
Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa:
Volume silinder: V=(πD^2)/4 x L
Jadi: V=(3,14.〖80,1〗^2)/4 x 71,5 = 〖360110 mm〗^3 = 〖360,11 cm〗^3
V= 360,11 x 4silinder = 〖1440,44 cm〗^3

Perbandingan kompresi:
Perbandingan kompresi =(Vsilinder+Vkompresi)/Vkompresi
Perbandingan kompresi silinder 1 =(360,11+40)/40= 10.002
Jadi perbandingan kompresinya 10:1



Sumber: http://www.scribd.com/doc/38397993/Doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar